Drama
kesenian?
Antara
kasto dan sahabatnya
Karya kelompok 1
Penokohan
1.
ARIODIANSAH sebagai
Kasto
2.
ROHMAD DONI
SAPUTRA sebagai
Putra
3.
YESI KURNIAWATI sebagai Putri
4.
SUGIYONO sebagai
Nino
5.
PARINI sebagai
Noni
6.
NIA CANDRA sebagai
Candra Queen
7.
EVIN USTIANA sebagai
Minem + Narator
8.
SRI MULYATI sebagai
Hikaru
9.
ARI KURNIAWAN sebagai
Marwan
Sinopsis
Putra adalah kekasih Putri, Nino
adalah kekasih Noni, Kasto adalah lelaki cerewet. Suatu hari, sekelompok
mahasiswa sedang mengadakan penelitian untuk merampungkan skripsinya. Mereka
adalah, Putra, Putri, Nino, Noni, dan Kasto. Mereka berlima sepakat pergi
kesebuah desa di pedalaman Sumatera, namanya Desa Ruwet Rutenya.
Di desa itu mereka bertemu dengan
warga yang memang kurang berpendidikan. Pak Marwan adalah kepala kampung di
Desa Ruwet Rutenya. Dia seorang bujang lapuk yang tinggal sendiri di rumahnya,
hanya ditemani seorang pembantu yang bernama Minem, namun Minem hanya
bantu-bantu di siang hari.
Kelima mahasiswa itu pun tinggal
dirumah Pak Marwan. Di desa itu mereka berkenalan dengan orang Jepang yang
bernama Hikaru, dan berkat Hikaru tugas skripsi mereka pun selesai, kecuali
Kasto, yang bertemu dengan seorang gadis manis bernama Queen, saat Kasto
menyataka cintanya pada Queen, Queen menolaknya mentah-mentah.
Adegan
1
Tugas skripsi adalah tugas akhir
para mahasiswa, begitu yang terjadi pada Putra, Putri, Nino, Noni, Dan Kasto.
Mereka berlima pun mempersiapkan segala sesuatu, sesuatu yang ada di hatiku.
Putra : “(berbicara
kepada Putri), sayang, kamu jangan bawa barang yang berat-berat dong.”
Putri : “ emang kenapa sayang?”
Putra : “aku takut cintamu kepadaku jadi berat
juga....”
Kasto : “pprrrreeeettttt....(sambil lewat di depan Putra dan Putri)”
Putra : “KastOOO!!! Gue sumpahin bokongmu
kurapaaannn!!!!”
Kasto : “no problemm jo, gue punya PIE KANG XUANG
(sambil nunjukin obat salep pi kang xuang)
Nino : “sudah sudah, jangan bertengkar lagi, by
KANGEN BAND”
Noni : “iihh sayang (memukul Nino) ngomong apaan sih, gak jelas banget”
Kasto : “oke sodara-sodaraku sebangsa setanah air.
Persiapan sudah CLEAR, sudah PANTENE, sudah REJOICE, mantap, dahsyat, okeee, go
ON”
Mereka berlima pun berangkat,
tapiii..............
Kasto : “tunggu dulu, STOP! Kau mencuri hatiku.
Sebenarnya kita mau pergi kemana sih?”
Putra : “wah.. iya ya, kita belum tahu mau pergi
kemana.”
Putri : “kalau aku sih Cuma satu tujuan”
Putra : “kemana sayang?”
Putri : “yaa ke hati kamu dong...”
Putra : “ahai, yang bener....”
Kasto : “jelas gak bener tuh, ok, kita pergi ke
pedalaman sumatera aja, disana ada sebuah desa. (berhenti bicara sejanak), ......namanya desa Ruwet Rutenya”
Nino : “desa apaan tuh? Aneh banget namanya.”
Kasto : “desa ku yang kucinta”
Noni : “enakan kamu dong, bisa pulang kampung.
Tapi boleh juga tuh, siapa tahu bisa ketemu orang Japanese”
Putra : “ haahahahaah, mana ada orang Jepang di
sumatera, orang Jepang dari Hongkong? Yang ada malah Orang utan tauuuu”
Kasto : “ ya ya ya , ayo berangkat, nyopros mulu.”
Kelompok
mahasiswa itu berangkat ke desa Ruwet Rutenya, sebuah desa di pedalaman
sumatera, cukup terisolir memang, di desa itu belum ada listrik, internet,
PS-an, rental band, apalagi Bank. Namun, di desa itu ada sebuah legenda unik
yang mengatakan ada seorang putri cantik dari Inggris bersembunyi di sebuah
tempat rahasia.
Kasto : “ini dia (sambil nunjuk-nunjuk sebuah tempat) desa Ruwet Rutenya,
hmmm...udaranya segar, sesegar aroma jus jeruk di padang pasir”
Putra : “humphhh, bau apaan nih (sambil nutup hidung)”
Putri : “bau cintaku padamu sayang”
Kasto : “barusan saya kentut loh, berarti cintamu
pada putra bau kentut dong, hahaha”
Nino : “hahahahah, betul itu(semua orang ikut ketawa)”
Noni : “eh, kayaknya ada orang deh. Ayo kita
samperin”
Kasto : “oh, itu sih Pak Marwan, kepala kampung
disini loh”
Marwan : “(sambil berjalan mendekati mahasiswa-mawasiswa itu) ehem, ana apa
kiye? Deneng pada ribut neng kene? Apa perlune sampean-sampean pada? Apa arep
adol barang?
Kasto : “waduh, kok pakek bahasa Korea sih, anu
pak, kami mahasiswa yang akan mengadakan penelitian di desa ini”
Marwan : “apa? Penelitian? Apa sing arep
diteliti neng kene?”
Putra : “maaf pak, bisa pakek bahasa Indonesia gak
yah, saya gak ngerti artinya”
Marwan : “what? Indonesian? Hohoho that is
easly, ya sudah, mari ikut kerumah saya nanti kita bicara disana, sebelumnya
perkenalkan nama saya Marwan, orang-orang memanggil saya Pak Marwan.”
Kasto : “baik Pak Marwan, terima kasih atas
bantuannya”
Pak Marwan dan kelima mahasiswa
langsung menuju ke kediaman Pak Marwan, sesampainya di rumah.
Kasto : “maaf pak, apa bapak masih ingat dengan
saya? Saya kasto”
Marwan : “emmm kasto? (sambil mengingat) Kasto yang mana ya? Emmm... ohhhh Kasto Sutarya
anak dari bapak Kasto Sutarno yang dulu pernah maling ayam saya kan?”
Kasto : “giliran yang jelek-jelek langsung inget.”
Marwan : “hehehe, maaf maaf, bagaimana kabar
bapak kamu sekarang?”
Kasto : “alhamdulillah baik pak, bisnisnya lancar”
Marwan : “oh iya saya lupa, minem, minem,
minem..., “
Minem : “ya pak!(masih
di dapur)”
Marwan : “tulung siapna es teh karo pacitane
sing mandan enak, nek ora ana tuku neng warunge bu Dakem ya, ana tamu kan
palembang kiyeh, mahasiswa..!”
Minem : “ya pak, bereslah, nyong meng warung disit
ya”
Marwan : “yah, begitulah kehidupan saya anak
muda, kalian boleh tinggal disini selama kalian mengadakan penelitian di desa
ini, kalau ada yang kalian perlukan, saya yang akan bantu.”
Nino : “waduh.. jadi gak enak nih... terima kasih
banyak ya pak atas bantuannya, pasti kami akan merepotkan bapak, (senyum penuh hormat)”
Putra :
“iya pak, kami benar-benar berhutang budi pada bapak”
Marwan : “hahahaha, sudahlah, tidak usah
kalian pikirkan, sudah selayaknya manusia saling membantu kan? Jadi...kalian anggap
saja ini rumah sendiri, omahe dewe,, heheheh”
Saat mereka sedang asyik ngobrol
tiba-tiba Minem datang dari dapur membawa es teh dan makanan kecil.
Kasto : ”ooowww, jadi mbok D’ ini namanya Minem
tow?, perkenalkan nama saya Kasto(sambil
menyalami, di ikuti yang lain)”
Putra : “saya Putra mbok”
Putri : “saya Putri mbok, pacarnya Putra”
Nino : “kalau saya Nino mbok D’”
Noni : “saya Noni(agak sombong)”
Marwan : “hahaha, nah kalau begini kan enak
jadinya. Em, Minem, engko kamar-kamar kosong kae di bersihna ya, masalaeh
bocah-bocah kiye arep numpang neng kene mandan suwe”
Kasto : “nanti saya bantu ya Mbok D”
Minem : “iya, bereslah pokoke”
Adegan
2
Kelima mahasiswa itu pun akhirnya
tinggal di rumah pak Marwan selama mereka melakukan penelitan di desa Ruwet
rutenya. Hari demi hari mereka lalui dengan penuh cerita dan pengalaman hidup
yang baru, mereka berkeliling desa mencari-cari hal yang mungkin bisa menjadi
karya tulis untuk melengkapi skripsi mereka. Hingga mereka mendengar adanya
cerita tentang putri dari kerajaan inggris yang tinggal di salah-satu tempat
rahasia di desa itu. Tapi, hanysa Kasto yang menanggapinya dengan serius, ke
empat temannya hanya menganggap itu sebagai legenda yang tidak masuk akal.
Empat orang ini (Putra, Putri, Nino, dan Noni) akhirnya bertemu dengan seorang
perempuan bernama Hikaru.
Perkenalan
dengan seorang wanita bernama Hikaru membuat mereka berempat semakin akrab
dengan lingkungan desa Ruwet rutenya.
Putra : “ternyata kehidupan di desa ini sangat
damai yah”
Hikaru : “HAIK! Karena, itulah, saya, sangat, betah,
tinggal, disini (dengan logat jepang)”
Noni : “tuh kan, disini ada orang japanese,
kalian gak percaya sih, “
Nino : “iya sayang, feeling kamu memang oke
banget”
Hikaru : “baiklah, saya, akan, membantu, kalian, mencari,
bahan, skriPS”
Putra : “terima kasih, arigato gozaimasu nyonya
Hikaru(ikut-ikut pake logat jepang)”
Semenjak bertemu
Hikaru, ke empat mahasiswa ini semakin rajin dan semakin mengerti apa itu
kehidpan. Mereka belajar banyak tentang negrinya sendiri dari orang asing.
Karena ketekunan dan keseriusan mereka, bahan skripsi mereka pun selesai.
Kembali
kepada kasto, kasto tergoda akan rumor-rumor adanya putri dari kerajaan Inggris
yang tinggal di sebuah tempat rahasia. Jiwa petualang Kasto terasa tertantang
dan tergugah untuk mengungkap misteri itu.
PAGI ITU....
Kasto : “Pak Marwan, saya pamit pergi dulu ya,
mungkin pulangnya agak larut malam, atau besok pagi.”
Marwan : “loh, memangnya kamu mau pergi
kemana? kok sampai malem?”
Kasto : “ke suatu tempat (sambil menggendongkan tasnya, Kasto pamit pergi) saya pergi dulu
Pak, assalammualaikum “
Marwan : “waalaikumsalam.... , hemph dasar
anak muda, ada-ada saja”
Secara
diam-diam ternyata Kasto sudah dapat petunjuk tentang keberadaan putri Queen di
tempat rahasia. Tempat itu ternyata tak jauh dari desa bahkan tak jauh dari
rumah Pak Marwan, apakah anda semua tahu? Dimana tempat itu?..................
ternyata tempat itu ada di samping rumah Pak Marwan. Putri Queen hanyalah
julukan seorang gadis tetangga Pak Marwan yang sering beli kamus bahasa
inggris, julukan itu di dapatnya karena dia sering beli SILVER QUEEN CUNGKY
BAR.
Kasto : “setelah kulalui medan yang penuh
liku-liku, akhirnya ku temukan juga, dirimu. Walau bukan asli putri Queen, tapi
bagiku kau seperti putri.... (berhenti
sejenak) putri yang suka makan silver queen.”
Candra : “what do you say? Please english speak.!”
Kasto : “wuidihhh, canggih amat,bisa bahasa inggris
ya? Heemmm, okey okey, em what is your
name?”
Candra : “my name is candra, candra queen.”
Kasto : “em,
where do you from?”
Candra : “ im from japan”
Kasto : “what????
Japan or jamban?”
Candra : “oh my god, your bad hear! Im FROM JAPAN!!!”
Kasto
semakin bingung, kenapa di desa ini banyak hal-hal aneh yang ia temui. Bahan
skripsi belum ia dapatkan satu potong pun. Namun, Kasto punya satu tujuan
terakhir, yaitu menyatakan cintanya pada Candra queen. Jika ini gagal, maka
Kasto akan jadi manusia paling sial di dunia.
Malam
minggu................
Kasto : “candra.
Are you know? At moment i see you, i feel energi..”
Candra : “what?energi? energi kinetik or energi potensial?”
Kasto : “love
energi......................,please become my girlfriend (pacarku)”
Candra : “i can’t. Sorry, i have to back to my country”
Tiba-tiba Putra, Putri, Nino, Noni,
dan Pak Marwan muncul. Mereka mengantar Hikaru ke rumah Candra, ternyata Hikaru
dan Candra adalah mahasiswa pascasarjana Tokyo University yang sedang meneliti
kehidupan orang-orang pedalaman sumatera untuk melengkapi tesisnya. Di situlah
perpisahan yang kurang mengharukan terjadi. Kelima mahasiswa itu juga harus
kembali ke palembang karena waktu libur mereka sudah usai. Hikaru dan Candra
juga harus terbang ke Tokyo. Semuanya berpamitan dengan Pak Marwan. Dan kini
tinggalah Pak marwan sendiri.
Hikaru : “Marwan sensei, terima, kasih, atas,
kebaikan, nya. Suatu saat kami, pasti, kembai.”
Candra : “yes sir, i will come back
here more”
Marwan : “ yes, semoga kalian berhasil, you
are the best.”
Putra : “maafkan kami juga pak, kalau selama ini
sudah merepotkan, kami banyak belajar dari Pak marwan.”
Setelah semuanya bersalaman, kini tinggalah
Pak Marwan sendiri, duduk merenung di kursi kesayangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar